Rabu, 27 Oktober 2010

Tommy Tjokro : Sehat tak cuma fisik

Bagi presenter berita Tjokro Hutomo, atau yang lebih dikenal sebagai Tommy Tjokro, sehat fisik dan mental jadi syarat penting agar bisa terus berkarya. Ia sudah memulainya sejak lama dengan mencari keseimbangan diri, juga menghindari konsumsi jeroan dan makanan berlemak serta rajin ngegym untuk menjaga kondisi.

Tommy Tjokro mengawali kariernya di Metro TV sebagai reporter. Ia sudah enam tahun bekerja di stasiun televisi berita itu, padahal berlatar belakang ekonomi. Ia memilih kuliah di Brisbane, Australia, setamat menyelesaikan SMA-nya di Surabaya.

Sempat bekerja di sebuah perusahaan sebagai tenaga marketing selama enam bulan, Tommy mulai jatuh cinta dengan dunia broadcasting setelah mengikuti ajang VJ Hunt di tahun 2003. Dari ribuan peserta, ia bisa tembus sampai final.

"Dari situ saya melihat langsung bagaimana cara pengambilan gambar, juga proses wawancara," kata kelahiran 10 Juli 1977 ini.

Dua aplikasi

Sadar dirinya bukan tipe orang yang betah bekerja di belakang meja, Tommy pun mengubah arah. Langkah berikutnya, ia melamar ke Metro TV.

"Waktu itu saya melamar dengan dua aplikasi: marketing dan reporter, tapi perusahaan menempatkan saya justru untuk pilihan kedua," katanya.

Di Metro TV, Tommy merasa beruntung bisa belajar dan mengikuti banyak training, di antaranya dilatih untuk bisa live report dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam durasi pendek. "Dari kecil hingga SMP tinggal di Bandung, saya fasih bahasa Sunda. Saat pindah ke Surabaya, saya mulai belajar bahasa Jawa, tapi kasar. Sebenarnya sampai kini justru logat Suroboyo-an saya masih kental," ujarnya.

Karena terjun langsung ke lapangan, Tommy juga bisa banyak belajar. Ia diberi kesempatan meliput langsung bencana tsunami di Nanggroe Aceh Darussalam pada akhir tahun 2004 dan gempa di Padang tahun 2009.

"Waktu tsunami di NAD, saat mendarat di Banda Aceh, saya melihat orang-orang yang jadi linglung karena kehilangan anggota keluarganya. Pengalaman tersebut benar-benar berkesan bagi saya. Dengan mata kepala sendiri, saya bisa melihat akibat yang ditimbulkan bencana tsunami yang memang dahsyat itu," papar sulung dari tiga bersaudara ini.

Sehat mental

Berkaca dan peristiwa traumatik tersebut, diungkapkan presenter berita ini, sehat bukan hanya fisik, tapi juga mental. Buatnya, kesehatan mental bisa didapat dengan menjaga keseimbangan hidup, terutama dalam membagi waktu antara kesibukan kerja dan keluarga.

"Tidak seperti istri yang nine to five, jam kerja saya berdasar shift. Bila dapat shift satu, paling lambat pukul 04.00 pagi saya sudah berangkat ke kantor karena pukul 04.30 harus siaran. Kalau pas tugas shift dua, saya bisa berangkat lebih siang. Karena itu, saya benar-benar memanfaatkan waktu weekend untuk berkumpul bersama istri dan anak," tutur pria yang seperti istrinya, menyukai segala sesuatu yang berhubungan dengan budaya Jepang ini.

Pasangan Tommy-Yurika Triani bertemu di ajang pemilihan Abang-None Jakarta tahun 2003. Saat itu keduanya mewakili Jakarta Pusat, meski tidak menang di tingkat DKI. Setelah tiga tahun pacaran, keduanya memutuskan menikah. Mereka sudah dikaruniai seorang anak, Tjokro Yasuhiro, biasa dipanggil Hiro, yang berarti pencinta kedamaian.

Nonton dan masak

Pasangan ini memilih mengisi waktu weekend dengan nonton film berdua atau memasak. "Mas Tommy jago masak. Dia tahu betul basic bumbu dapur. Paling senang masak sup buntut, tapi dia malah nggak makan. Kalau saya mask yang gampang-gampang saja, seperti pasta atau tumis-tumisan," tutur Ika, panggilan Yurika.

Diungkapkan Ika, untuk buah hatinya, ia menyediakan masakan khusus. Ia belum memperbolehkan Hiro mengonsumsi makanan untuk orang dewasa dan fast food.

"Saya sengaja bikin sendiri. Dia paling suka belut dan ikan. Biasanya saya bikin tim atau sup, ditambah sayuran. Alhamdulillah, seperti papanya, Hiro juga makannya gampang," ungkapnya.

Suka kardio

Karena termasuk gampang makan, Tommy mengaku berat badannya pernah melonjak hingga 73 kg di akhir tahun 2008. Padahal, kadang-kadang, dengan berat badan proporsional pun, seorang bisa tampak lebih gemuk di kamera.


Karena terus mendapat komplain darn teman-teman sejawatnya, Tommy memutuskan menjaga jumlah kalori yang diasup, termasuk mulai menghindari jeroan dan makanan berlemak, juga mulai berlatih kardio. Ia ikut kelas RPM, body pump, juga body combat.

"Hasilnya, dalam waktu tiga bulan, saya sukses menurunkan berat badan hingga 5 kg. Sekarang berat saya stabil di kisaran 66 kg dengan tinggi 170 cm," ujarnya.

Untuk menjaga kondisi, Tommy rutin ngegym, minimal tiga kali seminggu. Ia lebih memilih kardio karena bisa membakar kalori lebih banyak.

sumber : http://cybermed.cbn.net.id/cbprtl/cybermed/detail.aspx?x=Fit+And+Famous&y=cybershopping|0|0|12|119

0 komentar:

Posting Komentar